My Blog List

Saturday, March 4, 2017

Makalah Hardness Test

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah

            Kekerasan adalah kemampuan sebuah benda atau material terhadap penetrasi/daya tembus dari benda lain yang lebih keras, pengujian kekerasan merupakan salah satu dari sekian banyak pengujian kekerasan yang dipakai, karena dapat dipakai pada benda uji yang kecil tanpa kesulitan mengenai spesifikasi.
            Kekerasan suatu bahan dapat ditentukan melalui berbagai macam cara pengujian, diantaranya adalah :
  1. Pengujian kekerasan dengan metode Brinell.
  2. Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell.
  3. Pengujian kekerasan dengan metode Vickers.
Pengujian kekerasan Brinell adalah dengan menggunakan bola baja yang dikeraskan, yang berdiameter D kemudian ditekian pada permukaan benda. 
Pengujian kekerasan Rockwell sangat cocok untuk semua material, baik lunak maupun keras.  Penggunaan dan penekanan dapat dengan leluasa.  Penetrator yang sering digunakan pada percobaan Rockwell adalah intan 120o dan bola baja  inchi.
            Pengujian kekerasan Vickers mempunyai kesamaan dengan pengujian Brinell, kedua-duanya dapat diukur dengan leluasa pada permukaan, tetapi penetrator yang digunakan berbeda.  Pengujian kekerasan Vickers menggunakan intan dengan sudut 136o (berbentuk piramida) sebagai indentor. 
            Pengujian kekerasan yang paling banyak dipakai adalah penekanan tertentu pada benda uji dengan beban tertentu, dengan  mengukur bekas penekanan, ini disebabkan oleh timbulnya gaya luar kemudian diuji sampai dimana kekuatan bahan tersebut.  Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada bab selanjutnya.

                                                                  







BAB II
TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan HARDNESS TEST adalah :

1.  Dapat melakukan percobaan kekerasan bahan.
2.  Dapat menentukan/membedakan kekerasan bahan antara sebelum dengan sesudah di                                                         
     “Hardening” dan di “Tempering”.
3.  Dapat menentukan kekerasan material berdasarkan metode dibawah ini :
           a.  Brinell
           b.  Rockwell
           c.  Vickers


















BAB III
TEORI DASAR

3.1   Teori Dasar Percobaan
Kekerasan adalah sebagai tahanan sebuah benda (benda kerja) terhadap penetrasi/daya tembus dari benda yang lainnya yang lebih keras (penetrator).
  1. Kekerasan adalah suatu sifat mekanik bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh unsur-unsur paduannya. Karbon didalam besi (Fe) secara pasti mempengaruhi kuwalitasnya, dan kekerasan yang dibutuhkan dapat dicapai dengan perlakuan panas.
  2. Dari beberapa penyelidikan, bahwa bahan akan bertambah kekerasannya bila dikerjakan dengan cold worked (misalnya pengerolan dan penarikan).

3.1.1        Metode Brinell
Pengujian terdiri dari pemberian beban dari suatu bola baja yang berdiameter (D), dengan beban (F) terhadap pada benda kerja dan dengan mengukur diameter rata-rata (d) dari identasi pada permukaan benda setelah beban dilepaskan/dihilangkan. Kekerasan Brinell (HB) merupakan hasil bagi  yang didapat dari pembagian beban F (kg.f) dengan kurva luas permukaan tersebut dianggap sebagai suatu bagian dari bola baja yang berdiameter (D).

          Tabel 3.1 Rumus mendapatkan harga kekerasan Brinell (HB).

No
Simbol
Keterangan
Satuan
1.
2
3
4




5

D
F
d
HB




H
Diameter bola baja (indentor)
Beban pengujian
Diameter rata-rata indentasi
Kekerasan Brinell
       Beban pengujian
Luas permukaan indentasi
Kedalaman indentasi
Mm
kg.f
mm
HB




Mm


          F                                                                                                 D
 


                                                                D                           h


          Gambar 1. Pembebanan dengan penetrator bola baja pada metode Brinell

Tabel 3.2 Memperlihatkan hubungan dari penetrator-penetrator dan bahan-bahan.

Load
Ratio
DJ
Ball Diameter
Brinell
Hardness
Range
Application
10
N    (KP)
5
N    (KP)
2,5
N    (KP)
1,25
N     (KP)
1
N   (KP)
30
29420 (3000)
7355  (750)
1839 (187,5)
459,59 (46,9)
294,2  (30)
143 - 945
Steel grey cast iron

10

9607 (1000)
2450 (250)
612,9 (62,5)
152,9 (15,6)
96,07(10)
48 – 315
Non metals grey cast iron aluminium bend trenbed
5
4905 (500)
1226 (125)
360 (31,2)
76,49 (7,8)
49,03 (5)
23,9 – 158
Aluminium annelead
2,5
2452   (250)
612,9 (62,5)
152,93(15,6)
38,25 (3,9)
24,52 (2,5)
11,9 – 79
Berring metals
1,25
1225 (125)
306 (31,2)
76,49 (7,6)
19,51 (2)
11,77 (1,2)
6 - 39
Lead
0,5
490,3 (50)
122,5 (12,5)
30,40 (3,1)
7,85 (0,5)
4,9 (0,5)
2,4 – 15,8
Vern sell metals

Keterangan :
1.      Kekerasan Brinell dinotasikan dengan symbol HB yang didahului dengan harga standart kekerasan untuk kondisi-kondisi pengujian, yaitu :
§  Diameter bola baja                  = 2,5 mm
§  Beban                                      = 187,5 kg.f
§  Lama pembebanan                  = (30-35 ) detik

2.      Untuk kondisi-kondisi yang lain, symbol HB dilengkapi dengan index yang menunjukkan kondisi-kondisi dengan urutan sebagai berikut :
§  Kekerasan Brinell
§  Beban
§  Lama pembebanan

Contoh :
350 HB 5 / 750 / 20 / berarti :
§  Kekerasan Brinell                               = 350 HB
§  Diameter bola baja yang diukur          = 5 mm
§  Beban yang ditekan                            = 750 kg.f
§  Lama pembebanan                              = 20 detik


 

3.1.2        Metode Rockwell
Pada metode ini, penetrator (alat  penekan) ditekan kedalam benda kerja dengan pembebanan.
Kedalaman indentasi memberikan harga kekerasan, secara tepatnya adalah perbedaan kedalaman indentasi yang didapatkan dari beban mayor terpakai dan minornya menunjukkan kekerasan Rockwell. Cara-cara pengujian kekerasan Rockwell bervariasi yang ditunjukkan dengan huruf A, B, C dan D, yang juga menunjukkan skala Rockwell yang digunakan, atau dapat juga dikatakan bahwa pada pengujian kekerasan Rockwell digunakan penetrator berbentuk bola baja yang dikeraskan dengan diameter 1/16”, dan kerucut intan dengan sudut puncak 120o, ujung kerucut dibulatkan dengan radius 0,2 mm.

Tabel 3.3 Mendapatkan harga kekerasan Rockwell C.

No
Simbol
Keterangan
Besaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.


7.


8.


-
-
F0
F1
F
-


-


c



HRC
Sudut puncak kerucut dari permata
Jari-jari kurva puncak kerucut
Beban awal
Beban tambahan
Beban total = F0 + F1 = 10 + 140
Kedalaman indantasi dengan beban awal sebelum beban tambahan diberikan. Pertambahan kedalaman indentasi dengan Beban tambahan.
Pertambahan kedalaman indentasi permanent
dengan beban awal saja setelah beban tambahan disingkirkan, dan pertambahannya dinyatakan, dengan satuan 0,002 mm
Kekerasan Rockwell C 100 c
1200
0,2 mm
10 kg.f
140 kg.f
150 kg.f
-


-


-



-












 

3
 
                                                 Fo                      Fo                    Fo
 





10,2 mm
 
            100
              0

 







0
 
                                      
 

    
        Gambar 2. Pembebanan dengan penetrator diamond 1200 pada metode Rockwell C.

Tabel 3.4 Mendapatkan harga kekerasan Rockwell B

No
Simbol
Keterangan
Besaran
1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.



8.
D
F0
F1
F
-

-

c



HRB
Diameter bola baja
Beban awal
Beban tambahan
Beban total = F0 + F1 = 10 + 90
Kedalaman indentasi dengan beban awal sebelum beban tambahan diberikan
Pertambahan kedalaman indentasi dengan beban tambahan
Pertambahan kedalaman indentasi permanen dengan beban awal sesudah beban tambahan dihilangkan, dan pertambahannya dinyatakan dalam suatu satuan 0,002 mm
Kekerasan Rockwell B = 130 c
1,587 mm (1/16)
10 kg.f
90 kg.f
100 kg.f

-

­-






-
-


 


















0
 
                                                                                    
Text Box: Gambar 3. Pembebanan dengan penetrator bola baja   pada metode 
     Rockwell .















                                                                                                 








 

Tabel 3.5 Hubungan antara penetrator dengan beban yang digunakan.

Group Methode
Penetrator
Mayor Load
Miner Load
N                  (kg.f)
N                  (kg.f)
HRB
HRC
1/16” Ball
1200 diamond
980,7           (100)
1471            (150)
98,07             (10)
98,07             (10)
HRA
HRD
HRB
HRG
HRH
HRK
1200 diamond
1200 diamond
1/8” ball
1/16” ball
1/8” ball
1/8” ball
588,4            (60)
980               (100)
980,7            (100)
1417             (150)
588,4            (60)
1471             (150)
98,07             (10)
98,07             (10)
98,07             (10)
98,07             (10)
98,07             (10)
98,07             (10)
HRL
HRM
HRP
HRR
HRS
¼” ball
¼” ball
¼” ball
½” ball
½” ball
588,4            (60)
980,7            (100)
1471             (150)
588,4            (60)
980,7            (100)
98,07             (10)
98,07             (10)
98,07             (10)
98,07             (10)
98,07             (10)
25 N
30 N
45 N
1200 diamond
1200 diamond
1200 diamond
1471,1          (15)
294,2            (30)
441,3
(45)
29,42             (3)
29,42             (3)
29,42            (3)
15 T
30 T
45 T
1/16” ball
1/16” ball
1/16” ball
147,1            (15)
294,2            (30)
422,3            (45)
29,42            (3)
29,42            (3)
29,42            (3)



Keterangan :
            Kekerasan Rockwell dinotasikan dalam symbol HR yang didahului dengan harga kekerasan dan dilengkapi dengan huruf yang menunjukkan skala/satuannya.
Contoh :
             60 HRC :   - Kekerasan Rockwel    = 60
                               - Dengan skala                  = C     








 

3.1.3        Metode Vickers.
Indentor dari permata yang digunakan pada pengujian ini yang berbentuk piramida dengan bidang alas bujur sangkar dengan sudut puncak yang khusus. Dengan memberikan beban pada logam (benda kerja) dengan beban F dan diagonal indentasi pada benda kerja diukur setelah beban disingkirkan.
Kekerasan Vickers (HV) adalah suatu hasil bagi yang didapatkan dengan membagi beban yang dikenakan F (kg.f) dengan luasan bentangan pada permukaan indentasi (mm2) dan benda kerja, dengan memperhatikan bentuk piramida dengan alas bujursangkar dan diagonal d serta mempunyai sudut puncak yang sama dengan indentor dan permata
                                 
Tabel 3.6 Rumus mendapatkan harga kekerasan Vickers (HV).

No
Simbol
Keterangan
Satuan
1.

2.
3.


4.
-

F
d


HV
Sudut puncak dengan indentor yang berbentuk piramida = 1360
Beban yang diberikan
Diameter rata-rata yang didapat dari diagonal d1 dan d2

Kekerasan Vickers
=

( 0 )
kg.f

mm

 










                                                                                                                                  

Gambar 4. Pembebanan dengan penetrator diamond 1360 pada metode Vickers.

3.2  Alat-Alat yang di Gunakan
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
  1. Precision Hardness Tester – GNEHM OM – 150 dan perlengkapannya.
  2. Test piece.
  3. Stop watch.
  4. Mistar.
  5. Penetrator bola baja.
  6. Penetrator mata intan.
  7. Kaca pembesar

C360_2014-02-17-19-42-47-231.jpg
Keterangan :
1.     Handel pemutar beban
2.     Layar Proyeksi
3.     Mistar
4.     Dial Indikator
5.     Landasan benda uji
6.     Hand well
7.     Pengatur beban
 
2
1
3
4

5

6
 

7

     
    Gambar 5. Piecesion Hardness Tester – GNEHM OM – 150

 









            Gambar 6. Test Piece                                                    Gambar 7. Stop Watch
 







                  Gambar 8. Mistar                                        Gambar 9. Penetrator Bola Baja
 

BAB IV
METODE PENGUJIAN

4.1.1.      Pengujian Kekerasan Brinell :
1.      Pasang benda uji pada kedudukannya
2.      Gerakkan handle pada posisi 1 (satu)
3.      Pasang penetrator bola baja pada kedudukannya, kencangkan mur benam dengan menggunakan kunci L
4.      Pilih beban yang sesuai dengan diameter penetrator dan bahan (lihat pada table 3.2)
5.      Pasang lensa pembesar yang dikehendaki dengan membuka tutup atas terlebih dahulu
6.      Letakkan benda uji pada landasan dan kencangkan sedikit dengan memutar Hand Well
7.      Gerakkan tuas dari posisi 1 keposisi 2 dan lanjutkan keposisi 3 secara perlahan-lahan (merupakan beban awal
8.      Tuas gerakkan lagi keposisi 4, tunggu beberapa detik hingga jarum penunjuk diam
9.      Garakkan kembali tuas keposisi 1
10.  Nyalakan lampu
11.  Pasang mistar yang sesuai dengan lensa pembesar, ukur bekas lekukan yang terlihat pada kaca pembesar atau mistar
12.  Hitung kekerasan benda uji

4.1.2.      Pengujian Kekerasan Rockwell :
1.      Pasang landasan benda uji pada kedudukannya
2.      Gerakkan tuas pada posisi 1 (satu)
3.      Pasang penetrator (1/16” atau diamond 1200) pada kedudukannya dan kencangkan mur benamnya
4.      Pilih beban yang sesuai dengan penetratornya (lihat table 3.5)
5.      Letakkan benda uji pada landasan dan kencangkan sedikit dengan memutar Hand Wel.
6.      Gerakkan tuas dari posisi 1 keposisi 2 dan selanjutnya keposisi 3 secara perlahan-lahan (beban awal)
7.      Atur dial indicator (jarum penunjuk) pada posisi 0 (nol) dengan memutar ring (skala luar HRB, skala dalam untuk HRC).
8.      Gerakkan tuas keposisi 4 (empat) tunggu beberapa detik hingga jarum penunjuk diam.
9.      Gerakkan kembali tuas keposisi 3 (tiga).
10.  Baca kekerasan benda uji pada dial indicator sesuai dengan penunjuk jarum.



4.1.3.      Pengujian Kekerasan Vickers :
1.      Pasang benda uji pada kedudukan
2.      Gerakkan handle pada posisi 1 (satu)
3.      Pasang penetrator diamond dengan sudut 1360
4.      Beban yang dikenakan : 1,3,5 kg dengan tambahan bandul pada bagian belakang mesin GNEHM OM-150, sedangkan beban : 10,30,100 kg tanpa tambahan bandul
5.      Untuk beban 1 s/d 10 kg, mula-mula tuas diputar dari posisi 1 (satu) keposisi 2 (dua), dan selanjutnya keposisi 3 (tiga) secara perlahan-lahan (tidak sampai keposisi 4)
6.      Untuk beban 30 s/d 100 kg, tuas diputar sampai keposisi 4 (empat)
7.      `Gerakkan kembali tuas keposisi 1 (satu)
8.      Pasang lensa pembesar yang dikehendaki dengan membuka tutup atas terebih dahulu
9.      Ukur kedua diagonal bekas penekanan pada kaca pembesar, kemudian ambil harga rata-ratanya
           10.  hitung kekerasan benda uji









 















 




BAB V
ANALISA DATA

5.1  Data hasil pengamatan

Dari hasil pengamatan pada percobaan yang kami lakukan di Laboratorium, maka kami dapat mengambil hasil sebagai berikut :

1.      Uji Brinell

Tabel 5.1.  Data hasil pengamatan Brinell

No

Bahan

Metode
Beban
(Kg.f)
Waktu
(detik)
D
(mm)
d
(mm)

1

ST 37

Brinell
187,5
40,39                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              
2,5
1,43
Jumlah dimeter rata-rata (d) uji brinell
1,43










·         Pengolahan Data Metode Brinell

  Pengolahan data pengujian Brinell pada uji ST.37

            Diketahui :
F =  187,5 Kg.f
D = 2,5 mm
dr  =  1,43 mm
t   =  40,39 detik

untuk metode brinell dapat digunakan rumus dibawah ini :



HB =
=  
=
=
=
     =
=
= 106,31 HB


                                    
      

103,1 HB /2,5 / 187,5 / 41,01
           
Keterangan :
92,04            = Harga kekerasan
HB                =  Pengujian menggunakan metode Brinell
2,5                =  Diameter bola baja/indentor (mm)
187,5            =  Beban yang diberikan (Kg.f)
40,18            =  Lamanya beban yang diberikan (detik)


2. Uji Rock Well

Tabel 5.2  Data hasil pengamatan Rockwell

No

Bahan

Metode
Beban
(Kg.f)
Waktu
(detik)
D
(mm)
Harga Kekerasan

1

ST 37

Rockwell
150
46,89
120º
86 HRC
Harga Kekerasan Uji Rock Well
86 HRC


3.  Uji Vickers

Tabel 5.3 Data hasil pengamatan Vikers

No

Bahan

Metode
Beban
(Kg.f)
Waktu
(detik)
D
(mm)
d
(mm)

1

ST 37

Vickers
100
41,49
136º
1,27
Jumlah dimeter rata-rata (dr) uji vickers
1,27
















·          Pengolahan Data Metode Vickers
Pengolahan data pengujian Vickers pada uji ST.37

            Diketahui :
F =  100 Kg.f
D = 136º
dr  =  1,27 mm
t   =  41,49 detik

Untuk metode vickers dapat digunakan rumus dibawah ini :
             
114,95 HV 136º / 100 / 41,49
           
Keterangan :
114,95             = Harga kekerasan
HV                  = Pengujian menggunakan metode Vickers
136º                 = Sudut Mata Intan/indentor (mm)
100                  = Beban yang diberikan (Kg.f)
41,49               = Lamanya beban yang diberikan (detik)











 


5.3  Keuntungan dan  kerugian
Setelah mengamati dan memahami teori-teori, cara kerja dan data perhitungan pengujian, maka dapat ditentukan keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode pengujian kekerasan tersebut.

A.    Metode Brinell
Keuntungan :
-          Mudah dalam pelaksanaan
-          Dapat dilakukan dengan logam yang tidak homogen
              Kerugian :
-          Ketelitian metode ini kurang dibandingkan dengan metode Vickers
-          Cacat benda uji pada metode ini cenderung lebih besar

B.     Metode Rockwell
Keuntungan :
-          Ketelitian pengukuran kekerasan tinggi
-          Cacat permukaan benda uji akibat penekanan cenderung lebih kecil
              Kerugian :
-          Tidak dapat menentukan kekerasan pada material yang tidak homogen
-          Kemungkinan kesalahan pengukuran bila bekas penekanan kecil

C.     Metode Vickers
Keuntungan :
-          Penetratornya dapat melakukan uji kekerasan baik untuk uji yang lunak maupun keras
-          Dengan sudut penetratornya yang kecil maka bekas penekanan benda uji juga kecil
             Kerugian :
-          Bahan yang homogen, seperti besi tuang tidak dapat dipertanggungjawabkan kekerasannya dengan metode ini
-          Permukaan benda uji harus licin sehubungan penetratornya kecil











BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1   Kesimpulan

                  Setelah melakukan percobaan “HARDNESS TEST”, maka dapat    
        disimpulkan sebagai berikut :
1.         Pengujian yang digunakan dalam percobaan adalah metode BRINELL, 
                 ROCKWELL dan VICKERS.
2.         Dalam percobaan ini menggunakan beban dan diameter penekanan
                 yang berbeda dan memiliki harga yang berbeda.
3.         Dari hasil percobaan diperoleh kesimpulan bahwa harga kekasaran  
                 ketiga metode, yakni

HB 2,5/187,5/40,1, metode Brinell dengan harga kekasaran 103,1
HR 1/16”/100/38, metode Rockwell  dengan harga kekasaran 86
HV 1360/100/41,49. metode Vickers dengan harga kekasaran 114,95

6.2  Saran

         Dari hasil percobaan HARDNESS TEST tersebut, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.   Sebelum melakukan percobaan ini hendaknya mempelajari teori dan mempraktekkan dengan baik dan benar.
2.   Sebaiknya alat-alat yang digunakan bisa berfungsi dengan baik, demi kelancaran proses praktikum.


                                                           









No comments:

Post a Comment